Kamis, 09 Desember 2010

Bocah Itu Bernama FRANKY

Ternyata memang kejam dunia ini, terlebih jika kita mau memekakan diri kepada realita yang ada.
Ya, realita. dimana terjadi strata dalam kehidupan di kota megapolitan seperti Jakarata.
Frangky, seorang bocah kelas 6 SD yang sudah merelakan masa kecilnya untuk ikut berpartisipasi dalam persaingan.
Keadaan ekonomi yang menggerakkan dirinya untuk itu, berjualan gorengan di depan pusat perbelanjaan Pejaten Village.

Cerita ini berawal keitika saya selesai menonton film "Babies".
Pada saat saya sedang menyalakan rokok di loby, ada yang menarik perhatian saya.
Seorang bocah, berseragam pramuka sedang asik menawarkan makanan kepada para pengunjung di sebrang loby.
Setelah beberapa saat saya memperhatikan, lalu dia menghampiri saya.
"misi kak, mau beli gorengan nggak?" dengan polos dan penuh senyum dia menawari saya
"yap, emang jualan apa? kita liat dulu yuk?" kami langsung menuju tempat dia berjualan
"ini kak, ada lontong sama gorengan. lontongnya satunya 1000, gorengannya 2000..." lalu dia gelisah.
"kak, bisa minta tolong? tunggui dagangan saya sebentar ya, saya mau pipis gak tahan dari tadi"
Lalu dia menaruh buku yang sedari tadi dia pegang, lantas dia bergegas menuju toilet di dalam mal.
Saya lalu terdiam dan meneruskan menghisap rokok yang memang masih menyala.
Terkejut saya, saat saya lihat buku yang tadi dipegang oleh Franky.
Buku cover berwarna merah itu bertulisakan "SOAL UJIAN AKHIR DAN TRY OUT SD 2010-2011"
ya Allah, saya salut dan saya langsung mengelus dada karena haru.
Dan ceritapun dimulai dari sini.

cukup lama Franky pergi, lalu dia kembali dan dengan nafas yang ngos-ngosan dia kembali melanjutkan penawarannya akan dagangannya.
"em maaf kak, jadi mau beli apa aja?" sambil segera membuka box dagangannya
"jadilah pastinya, lontongnya 3, gorengannya 3"
saya pun makan dan masih ditempat frangky berjualan.
Sambil saya makan, saya memperhatikan lincahnya Franky menjajakan dagangannya.
Sesekali dia duduk dan terlibat perbincangan dengan saya.
Cukup lama kami ngobrol, mulai dari hal dia jualan, sekolahnya, dan keluarganya.
Memang dasar anak kecil yang polos, dia dengan terbukanya bercerita tentang latar belakang dia.
Dia tidak menaruh curiga.
Sempat saya bertanya, "Frank, kamu jualan disuruh atau kemauan sendiri?"
Dengan polosnya dia menjawab "kemauan saya lah kak, saya mau bantu orang tua saya"
Ya Allah, kembali anak ini membuat saya malu dengan keadaan saya yang sangat berbeda dengan bocah ini
Dia baru duduk di kelas 6 SD, tapi sifatnya mulia sekali.
"terus sekolah kamu gimana, Frank?"
"ya, kan saya sekolah paginya kak. Sepulang sekolah, saya langsung deh pulang ngambil dagangan lalu saya kesini buat jualan"
"emang, kamu sering dangang disini? setiap hari?"
"iya kak, setiap hari. saya jualan disini dari saya masih kelas 5 SD"
"terus, hasil dagangan buat apa Frank?"
"ya yang pasti saya selalu kasih ke mama kak hasil semua dagangan, sama kadang ada orang yang beik kak, suka ngasih saya uang, atau kadang kembaliannya katanya buat saya, ya tetep saya kasih mama. biasanya selain saya tabung lebihnya buat keperluan saya, saya juga nabung buat nglunasin motor kak"
saya berhenti makan, lalu menoleh kepadanya
"motor? kamu mau beli motor Frank? hebat kamu"
"bukan kak, buat bapak. bapak kan ngojek, jadi kadang-kadang kalau saya ada lebih saya tabung buat nglunasin motor bapak"
Ya Allah, rasanya saya mau menangis mendengarnya.
Seorang anak kelas 6 SD, sudah bisa melakukan hal ini
Dalam hati saya berkata, "saya malu, dan saya salut Frank sama kamu"

Saya kembali untuk bertanya sama dia.
"Frank, kamu gak malu kalau misalnya ada teman kamu, atau guru kamu tau, kamu jualan gorengan disini?"
"ah, ngapain malu kak? saya malah bangga saya bisa jualan disin. saya jadi gak buang-buang waktu saya buat main kak. malah saya bisa cari uang dari yang saya lakuin disini"
saya sempat berpikir, apakah benar yang ada disamping saya ini seorang anak kelas 6 SD.
Dewasa sekali pemikirannya.
"Frank, kamu punya cita-cita? kalau punya kamu mau jadi apa?"
"Punya dong kak, itu penting kak, saya mau jadi pengusaha. pengusaha gorengan"
lau dia senyum dan terlihat bangga akan cita-citanya
"Temen saya pernah bilang sama saya, katanya kalau bapaknya jadi satpam nanti anaknya juga jadi satpam.
saya bilang aja itu salah kak".
"Soalnya bapak pernah bilang, Frank nanti kalau kamu udah besar. kamu jangan kayak bapak ya, yang cuma jadi satpam terus jadi tukang ojek, capek Frank, kamu mesti jadi orang sukses".
"Makanya kak, saya mau jadi orang sukses"

lalu Frangky minta izin kepada saya lagi untuk menjaga dagangannya, dia mau membelikan pulsa kepada bapaknya
"kak, nitip sebentar lagi ya? saya mau kirimin pulsa buat bapak dulu"
"iya frank, kakak tungguin"
selepas dia kembali dari membeli pulsa, dia kembali menjajakan dagangannya.
"permisi tante, ibu, mau beli gorengannya?"
lau ibu dan anaknya yang ditawari itu diam dan berbincang
"emh, kamu jualan apa dek?"
"ada gorengan, sama lontongnya kak"
"yaudah, saya beli ya 10000"
"oh iya tante, terimakasih" dengan senyumnya yang polos lalu Franky dengan cekatan melayani pembeli itu
lalu, ibu itu mengeluarkan duit dari dompetnya. Uang selembar dengan nominal Rp 50000
"nih duitnya, kembaliannya ambil aja"
saya ikut senang mendengarnya, dan melemparkan senyum ke arah Franky
lalu ibu itu berkata "dek, tolong ini kamu simpen nomer saya, mungkin nanti kalau kamu butuh bantuan, buat bayar sekolah atau bayar les, kamu bisa hubungi tante, kamu setiap hari disini kan?"
"oh, iya tante, terima kasih banyak"
lalu saya ikut membantu mengeja nomer hp ibu tadi, dan tiba-tiba franky mengeluarkan hp dari tasnya lalu menyimpan nomer ibu tadi di hpnya.
saya lau bertanya kepadanya, "itu hp kamu?"
masih dengan senyumnya yang polos lalu dia menjawab "iya kak, ini saya beli second. dari hasil jualan yang saya tabung. puji tuhan kak, bapak pernah bilang. kalau saya mau sesuatu saya harus bisa nabung dan mewujudkannya sendiri dulu kak, kalau belum bisa bantu sama doa, akhirnya dapet deh ini hp"
saya tersentak, dan lemas mendengar pengakuannya
seperginya ibu tadi Franky bertanya kepada saya
"kak, ibu tadi baik ya? semoga beliau diberi rezeki yang banyak ya kak".
saya hanya bisa tersenyum dan berkata "amin, Frank ini ada pelajaran buat kita. dimana kita punya niat baik, pasti tuhan akan membalas dan melipat gandakan niat baik tersebut"
lalu kami melanjutkan obrolan kami
....

saya lihat jam, dan ternyata hampir jam 21.00
saya harus pulang, dan di penghujung pertemuan yang sangat berharga itu kami bertukar nomer hp.
akhir kata "frank, kamu hati-hati yah. seneng kakak bisa ketemu kamu, lain waktu kita ngobrol lagi ya? nanti kalau kamu butuh bantuan, kamu sms atau telpon kakak aja, mudah-mudahan kakak bisa bantu. oh iya, kita temenan ya sekarang? oke?"
"iya kak, makasih ya kak. Franky setiap hari disini kok"
dan kami pun tos, menandakan perpisahan kami di waktu yang singkat ini.
saya berharap bisa bertemu dengannya lagi.

*bersambung*




1 komentar:

  1. coba itu cucu2nya Mbah Darman dikenalin ke de FRANKY ya. Biar hidup jadi lebih hidup dan prihatin....

    BalasHapus